Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat
adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu lorong
yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat pula sebagai suatu ceruk
dalam. Banyak gua-gua terjadi karena penggalian yang disebabkan
oleh kekuatan hempasan ombak terhadap dinding batu karang yang terus menerus.
Sebagian lagi dari gua-gua itu berada di bawah lapisan permukaan bumi. Gua-gua
semacam ini biasanya adalah bekas aliran sungai di bawah tanah yang berhasil
mengikis hanyut lapisan batu-batuan yang empuk seperti batu kapur. Yang lainnya
lagi terbentuk oleh goncangan gempa gunung berapi yang menggeser lapisan
permukaan batu-batuan kulit bumi, atau oleh letusan yang disebabkan lahar
panas. contoh nya Gua Selomangleng
GUA SELOMANGLENG
Gua Selomangleng merupakan objek wisata populer di Kotamadya
Kediri yang berada di utara kota, tersedia angkutan kota dan dekat dengan universitas serta SMA Negeri di Kota
Kediri. Dinamakan Selomangleng dikarenakan lokasinya yang berada di lereng
bukit (bahasa Jawa: Selo = batu, Mangleng = menggantung), kira-kira 40 meter
dari tanah terendah di kawasan Gua selomangleng. Gua ini terbentuk dari batu andesit hitam yang
berukuran cukup besar, sehingga nampak cukup menyolok dari kejauhan.
Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan
baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua
terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian di antaranya
terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia.
Melihat ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa
yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa
pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk
memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya.
Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang
karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat.
Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikan gua ini kedap
air. Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam.
Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan
utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan
untuk menuju ruangan lain dari dalam gua.
Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi
dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas.Pada dasar lantai banyak sekali
ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu
pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri,
bertapa atau tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu.
Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung
mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika
mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim
dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya
yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi
suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di
dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan
dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga
memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua.
Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua,
terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang
sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit lebih
lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan
cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih
menyala nampak berada di dalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang
memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada masih bisa terlihat cukup
jelas untuk dinikmati.
Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah
digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah
putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang
diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia
dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
(perjalanan menuju Gua)
(depan Gua Selomangleng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar